Juara Asean Hingga Diminta Buat Hiasan Mushaf di Malaysia.
Kaligrafi sudah menjadi bagian yang tidak terpisah dari santri Ponpes Darussholah ini. Ketekunan dan kesabaran mengantarkannya berprestasi hingga tingkat internasional. karyanya kerap lolos dalam berbagai pameran.
BAGUS SUPRIADI, Jember Kota.
PRIA berkacamata itu sudah menekuni ilmu kaligrafi sejak masih menjadi pelajar. Di pesantren, dia memilih mengembangkan kemampuan seni Islam. butuh waktu panjang untuk menjadi mahir di bidang kaligrafi.
Sekarang santri yang akrab disapa Jimly ini sudah menebarkan ilmunya pada santri yang lain. terbaru, karya muridnya berhasil lolos dalam ajang pameran kaligrafi di Museum Aharjah Dubai. "beberapa bulan lalu saya diminta buat tulisan mushaf di Malaysia," katanya.
Jimly jug asudah memiliki murid ditingkat nasional dan internasional. cara belajarnya secara offline dan online.
"saya sempat meraih juara lima lomba IRCICA DI Turki tahun lalu," akunya.
Juara di tingkat lokal seperti juara tiga MTQ nasional mahasiswa di UI Jakarta, juara satu kaligrafi dalam Festifal arlobi di Malang. bahkan, pada 2017 lalu, Jimly mampu meraih juara harapan dua khat naskhi di festival kaligrafi Asean di Jombang. prestasi tersebut bukan hal yang baru. sebab, sudah meraih puluhan prestasi di bidang kaligrafi. "sampai lupa ada beberapa prestasi," tutur pria kelahiran 6 Juni 1993 tersebut.
Dalam belajar kaligrafi, Jimly patut menjadi teladan. ketelitiannya dalam mengukir huruf membuat karya-karyanya terlihat indah. baginya, belajar kaligrafi membutuhkan waktu yang tidak sebentar. "butuh keuletan dan kesabaran agar bisa menguasainya," tegasnya.
Jimly bercerita, awal proses hingga di tingkat internasional berawal saat dirinya belajar pada seniman dan kaligrafer asal Malang, yakni ustaz Bambang. "Ilmu dari beliau saya bisa ikut pameran ke Algeria," akunya alumni IKIP PGRI Jember tersebut.
Setelah itu, lanjut dia, belajar ke beberapa guru lainnya dari luar negeri. yakni Ustzaz Belaid Hamidi dari Maroko dan ustaz Ehab Thabet Ibrahem dari Palestina. 'semua ilmu dari mereka saya dapatkan dari pembelajaran online," tuturnya.
Jimly belajar pada ustaz Ehab Ibrahem Thablet Palestina sudah mencapai waktu 5 tahun. sampai sekarang proses pembelajaran masih tetap tetap berlangsung. karena belajar tidak boleh berhenti meskipun sudah bias, harus tetap diasah.
Putra dari Suprapto dan Susilatin tersebut juga belajar pada ustaz Ehab Ibrahem. padahal, tak mudah untuk menjadi muridnya. namun Jimly merasa bersyukur bisa menjadi murid ustaz asal Palestina tersebut. "Ini rezeki saya, tak banyak yang dijadikan oleh murid neliau," ujarnya.
Jimly menambahkan dalam belajar kaligrafi, perlu memahami bentuk tiap huruf sehingga memerlukan kesabaran yang extra dobel. namun, ketika sudah memahaminya, belajar kaligrafi tidak akan mudah untuk dilepaskan. karena mengetahui seluk beluk rahasia, bentuk dan goresan kaligrafi.
"Setiap huruf memiliki rahasia yang berbeda-beda. rahasia itu akan diketahui jika belajar kaligrafi pada ahlinya," jelasnya.
Menurut dia, menulis kaligrafi sama denagn kegiatan seni lainnya. membutuhkan inspirasi agar bisa dituangkan dalam bentuk karya. membutuhkan pikiran yang segar. ketika inspirasi itu datang, maka harus segera dituangkanke atas agar ide itu tidak hilang.
Ide kadang muncul ketika melihat sesuatu yang indah, unik dan lucu, bahkan juga datang ketika mendengarkan ayat suci Alqur an atau hadist. "kadang juga dari pepatah atau syair arab yang memiliki makna bagus," ucapnya.
Sukses dalam meraih prestasi, Jimly membagikan tips belajar kaligrafi. pertama, harus sabar. karena belajar kaligrafi bukan hanya belajar tentang estetika atau keindahan saja. tetapi juga belajar melatih kesabaran yang sesungguhnya. "ketika belajar Alif, harus benar-benar lurus sesuai dengan contoh yang sudah paten," akunya.
Kedua, harus berani mencoba meskipun berulang kali salah. bisa menulis kaligrafi karena terbiasa. ketiga harus istiqomah dan disiplin. "tantangan hanya melawan kamalasan," imbuhnya. malas sering menghampiri saat mood dalam berlatih mulai melemah.
Cara mengatasinya, kata dia, dengan menyegarkan kembali ide-ide untuk berkarya, misal melihat karya-karya kaligrafi para master. "sehingga muncul motivasi baru untuk terus berkarya," tandasnya. (gus/hdi)
SUMBER : JP-RJ 24 JUNI 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar