Gelar Berbagai Kegiatan, Sumber Dana dari Donasi.
Anak-anak muda punya beragam cara untuk menunjukkan keperdulian mereka kepada masyarakat. salah satunya dengan bergabung dalam komunitas sosial. ada saja kegiatan-kegiatan yang digelar bersama komunitas tersebut.
LINTANG ANIS BENAK, JEMBER KOTA.
ANAK-anak dengan seragam yang berbeda dalam satu ruangan, berangkat ke sekolah dengan sandal jepit bahkan nyeker atau tak mengenakan alas kaki, sudah jadi pemandangan yang biasa di sekolah-sekolah pinggiran. ini seakan menjadi salah satu ciri khas tersendiri. tak terkecuali di SDN Jambearum 3 yang berada di Lereng Gunung Raung tersebut.
Tak hanya itu, jumlah siswa dan guru pun hampir tidak proposional. di SDN Jambearum 3 hanya memiliki dua guru honorer dan kepala sekolah untuk menangani 81 siswa. hal tersebut merupakan tantangan tersendiri.
Kurangnya staf pengajar ini juga membuat penyampaian ilmu menjadi kurang maksimal. dari 81 siswa, baru sebagian yang bisa baca tulis dan berhitung. beruntung semenjak beberapa waktu lalu dirinya mendapat bantuan dari relawan yang ikut mengajar di SDN Jambearum 3.
Melihat hal tersebut, sekelompok pemuda langsung tanggap dengan mengirimkan relawan pengajar ke sana. bahkan demi bisa maksimal membantu kegiatan belajar mengajar, para relawan ini rela menginap di sekolah karena lokasinya yang jauh dan medannya yang cukup ekstrem di Lereng Gunung Raung.
Hanan Kukuh, koordinator relawan tersebut menuturkan para relawan ini berangkat setiap senin dan menginap hingga Rabu. "mereka membantu mengajar di sana," ujarnya.
Mengajar di tempat pelosok ini menjadi salah satu agenda komunitas yang belum lama ini digagas oleh sekelompok anak-anak muda. menurut Agung Ganong, relawan dari komunitas Grebeg Sedekah, setiap orang punya tanggung jawab moral dan sosial untuk bisa membantu di lingkungan sekitarnya. tidak hanya manusia, tetapi juga alam.
Banyak agenda lainnya yang menjadi kegiatan rutin Grebeg Sedekah, seperti donor darah dan donasi bencana alam. di bulan ramadhan, relawan Grebeg Sedekah juga memiliki banyak agenda seperti Grebeg Ramadhan dan belanja bareng anak yatim.
"jika biasanya kita ke panti asuhan dengan membawa parsel untuk anak-anak yatim piatu, kali ini kita ajak anak-anak untuk berbelanja jelang idul fitri. mereka memilih sendiri apa yang mereka inginkan, dengan budget tertentu dan didampingi relawan," paparnya.
Seluruh donasi dikumpulkan dari para donatur yang banyak menitipkan donasinya kepada relawan. jika ada donatur yang ingin menitipkan donasinya untuk kelompok khusus, maka relawan GS memastikan penyaluran donasi tersebut tepat sasaran. "misalnya kalau ada yang mau donasi untuk anak yatim piatu, ya kita sisihkan untuk diserahkan pada anak yatim piatu," ujarnya.
Tak ada jumlah anggota tetap di komunitas tersebut. cak oyong dan pendiri lainnya membuka kesempatan sebesar-besarnya kepada masyarakat untuk bergabung, tanpa melalui proses seleksi. "karena itu tidak ada yang namanya anggota. segala elemen masyarakat bisa menjadi relawan, bahkan anak-anak sekalipun," tegasnya.
"pertama kali kita umumkan kegiatan Grebeg Sedekah melalui Twitter dengan hashtag #GrebegSedekah. kita melakukan bedah sekolah, dan mengajar anak-anak untuk belajar sambil bermain," ujar Ganong yang juga menemani Cak Oyong.
Peran media sosial ini menjadi sangat penting dalam pengumpulan dan penyaluran donasi. tak jarang banyak orang yang memberi informasi mengenai keberadaan kaum duafa yang membutuhkan bantuan di pelosok desa. "kadang ada orang yang mention kita, bisa nggak Grebeg Sedekah bantu di sini," lanjutnya. (ras)
SUMBER : JP-RJ 25 JUNI 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar