Selasa, 01 Januari 2019

INAIFAS, KAMPUS SWASTA YANG EKSIS DARI LUAR PUSAT KOTA JEMBER

Lestarikan Tradisi Pesantren, Tingkatkan SDM di Jember Selatan

Ada puluhan kampus baik negeri maupun swasta di Jember. Namun hampir semuanya berada di pusat kota. Institut Agama Islam Al-Falah As-Suniyyah (INAIFAS) bisa dibilang satu-satunya kampus swasta yang mampu eksis bertahun-tahun dari luar pusat kota. bertekad mengembangkan SDM mayarakat yang ada di sekitar.

ADI FAIZIN, Kencong

MENGENAKAN peci dan jas hitam berdasi, lelaki itu tampak serius menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan dosen pengujinya. hari itu menjadi hari yang cukup penting bagi Abdur Rahman atau Abd Rahman. pasalnya, hari itu Abdur Rahman yang kini sudah berusia 52 tahun itu sedang menjalani sidang skripsi.

"Biar saya bisa menjadi contoh bagi anak cucu saya, kalau belajar itu tidak mengenal usia. agar anak cucu saya nantinya juga mencintai ilmu," begitu jawaban Abdur Rahman saat ditanya mengapa masih semangat kuliah di usianya yang sudah mencapai kepala lima.

Dan perjuangan Abdur Rahman tidak sia-sia.
Mengambil jurusan ahwal syakhshiyah (hukum keluarga islam) di Fakultas Syariah, Institut Agama Islam Al-Falah As-Asuniyyah (INAIFAS sebelumnya bernama STAIFAS) kencong, Abdur Rahman berhasil lulus dalam sidang skripsi dan kemudian ikut wisuda sebagai lulusan Fakultas Syariah INAIFAS.

Tidak sekadar mengejar kelulusan. sejak awal, selama proses perkuliahan, Abdur Rahman terbilang mahasiswa yang tekun dan aktif. "Beliau juga paling rajin dan telaten mencatat keterangan dosen dan tidak malu bertanya. Pak Abdur Rahman juga tidak pernah datang  terlambat saat kuliah," tutur Rizal Mumazziq Zionis, salah satu dosen yang juga kepala Prodi ASINAIFAS kepada Jawa Pos Radar Jember.

Motivasi Abdur Rahman tidak sekadar mengejar ijazah. pekerjaan sehari-harinya adalah petani yang relatif berkecukupan secara ekonomi, sehingga tidak lagi membutuhkan ijazah untuk menunjang kariernya.

Abdur Rahman barangkali salah satu gambaran tentang mahasiswa di INAIFAS. berdiri sejak tahun 1998 bersamaan dengan angin reformasi, kampus ini semula bernama Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Falah As-Sunniyah atau STAIFAS. sesuai namanya, pesantren ini berada di bawah naungan Ppondok Pesantren Al-Falah Assunniyyah, Kencong yang merupakan salah satu pesantren tua di Jember Selatan.

Pondok Pesantren Assunniyyah ini dirintis dan didirikan oleh KH Djauhari Zawawi, di Desa Kencong, pada 1942. pada masa kemerdekaan, pesantren ini menjadi saksi perjuangan melawan penjajah Belanda dan Jepang. seiring perjalanan zaman, pesantren ini terus berkembang termasuk STAIFAS yang menjadi salah satu unit pendidikan yang ada di dalam pesantren.

Bahkan mulai tahun lalu, kampus tersebut mencatatkan perubahan penting yakni dengan meningkatnya status dari sekolah tinggi menjadi institut. "Resminya mulai semester lalu. makanya mulai tahun akademik baru ini, kita mulai perkenalkan nama baru yakni INAIFAS," tutur Rektor INAIFAS Drs Khumaidi MHum saat dihubungi Jawa Pos Radar Jember.

Sebagai salah satu kampus perguruan tinggi agama islam swasta (PTAIS), INAIFAS selama ini membuka tiga fakultas, yakni syariah dan tarbiyah dan ekonomi dan bisnis Islam (FEBI). "FEBI ini baru buka satu tahun dengan konsentrasi ekonomi syariah," lanjut Khumaidi.

Ekspansi kampus negeri di pusat kota Jember seperti Unej dan IAIN Jember selama beberapa tahun terakhir, nyatanya tidak selalu berdampak bagi kampus swasta. Hal ini, menurut Khumaidi karena pihaknya sudah memiliki segmentasi yang jelas untuk peserta didiknya.

"Segmentasi kami sudah jelas, yakni untuk Kencong dan sekitarnya, yakni 5 Kecamatan yang ada di bawah PC NU Kencong serta Lumajang bagian timur. Mahasiswa kamu terutama mereka yang dari keluarga sederhana. meskipun mereka yang dari keluarga mampu di sekitar sini kemudian banyak juga yang akhirnya kuliah di sini," jelas alumnus magister ilmu linguistik UGN ini.

Seiring dengan penigkatan status menjadi institut, INAIFAS juga merencanakan pengembangan lain melalui pembukaan prodi-prodi baru. pemilihan bidang keilmuan pun disesuaikan dengan kebutuhan yang ada di madrasah atau sekolah-sekolah yang ada di kencong dan sekitarnya. "sekarang ini kan yang kurang guru BK (bimbingan konseling), karena itu setahun terakhir sudah kita buka prodinya di tarbiyah. rencana kita kan buka beberapa prodi nonagama, meski tidak menghilangkan ruh agama. seperti pendidikan matematika atau bahasa inggris," jelas Khumaidi.

Segmentasi mahasiswa INAIFAS tersebut, terlihat dari mahasiswanya terutama di fakultas tarbiyah sebagai fakultas terbesarnya. kebanyakan, mereka yang kuliah di sana adalah guru-guru dari madrasah/sekolah umum yang ada di sekitar Kencong. "alhamdulillah, guru-guru yang ada di sekitar Kencong, sekarang sudah sarjana semua. jadi sekolahnya sudah memenuhi syarat akreditasi," tutur Khumaidi.

Meski tidak mempermasalahkan ekspansi kampus negeri, Khumaidi berharap penambahan kampus negeri tersebut tidak berlebihan. "Bagi kampus berbasis pesantren seperti kami, mungkin tidak masalah. tapi untuk yang berdiri sendiri, bisa kelimpungan," ujar Khumaidi.

Di sisi lain, sebagai kampus agama berbasis pesantren, Khumaidi kelebihan yang belum tentu dimiliki kampus negeri. "Kemampuannya akhlak dan bahasa Arab seperti baca kitab dari mahasiswa kami tidak perlu diragukan. karena mereka anak pondok," ujar Khumaidi.

Meski pendidikan tinggi tidak termasuk tanggung jawab langsung dari pemerintah daerah, Khumaidi menilai tetap ada peran penting dari pemkab Jember untuk membantu kampus-kampus yang ada di Jember. terutama kampus swasta. "Karena itu kan bagian dari peningkatan SDM yang ada di daerah tersebut. tergantung kemauan dari kepala daerah dan DPRD nya juga sih," ucap Khumaidi.

Peran pemkab tersebut, bisa diwujudkan antara lain melalui bantuan peningkatan sarana prasarana di kampus swasta. "ke depan, kita arahnya menjadi universitas. tidak ada kepentingan lain, misi utama kita adalah meningkatkan mutu SDM untuk masyarakat yang ada di kencong dan sekitarnya sesuai motto dari pesantren kita," pungkas Khumaidi. (ci/ras)

SUMBER : JP-RJ 21 MEI 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KREATIFITAS WARGA DESA SIDOMEKAR UBAH PASAR KUMUH JADI MURAL

Ini Strategi Untuk Memikat Pembeli Datang ke Sini Awalnya, hanya sebuah pasar Krempyeng yang kumuh di dalam gang. namun, sejak April pem...