Tolak Pesanan India Karena takk mampu produksi Massal
Pendidikannya hanya lulusan SMA. Namun soal kedirgantaraan, pria yang tinggal di Desa Kemiri, Panti, memiliki keahlian yang didapatkannya secara otodidak. meski demikian, produknya mampu tembus ke pasar Internasional. seperti apa ?RULLY EFENDI, Panti
Bahannya hanya terbuat dari styrofoam namun berkat tangan terampil Onie Suryanto, styrofoam yang umum disebut gabus, bisa dibuat mainan dirgantara berkelas. tak heran kemudian, mainan yang dibuat di Desa Kemiri, Panti, itu dipesan berbagai daerah hingga ke luar negeri.
Produk pesawat mainan Onie, memiliki kualitas yang tak diragukan. bahkan yang jenis White Eagle, sempat disebut sebagai pesawat terbang mainan terbaik di dunia. karena hanya punya Onia, penyangga pesawatnya yang bisa dinaik-turunkan.
"Dulu paling bagus buatan Tiongkok. tapi karena terbuat dari plastik, tidak bisa dinamis ini," terang bapak empat orang anak itu.
Berbagai perlombaan aerosport di sejumlah kota, pernah dia ikuti dengan produk buatan perdesaan tersebut. namun siapa yang menyangka, mainan.nya bisa mengguli produk Venezuela. bahkan sejak dua tahun lalu, mainannya sudah pernah dibeli penghobi mainan dirgantara di Eropa.
Tapi pemesan tak membeli banyak. bahkan awal tahun 2018, kenalannya di India, sempat memmesan seribu pesawat mainanya setiap bulannya. "tapi tidak kami sanggupi. karena masih belum bisa memproduksi masal," ujarnya.
Ketidakmampuannya itu, karena terkendala peralatan yang serba ala kadarnya. sementara pekerja, masih mengandalkan anak muda yang belum bekerja di kampungnya. "alat yang kami gunakan hanya cutter dan gunting biasa. gambar variasi pesawat pakai manual," tuturnya.
Sehari, Onie bersama Lima pekerjanya hanya mampu memproduksi 20 unit. tentu, kapasitas produksi sejumlah itu sangat kecil. padahal potensi dan permintaan pasar sangat besar. "tapi sekarang tidak lagi. kami mulai didampingi dosen Politeknik Negeri Jember," akunya.
Sementara Ahmad Robiul Awal Udin, salah seorang dosen pendamping Prodi Mesin Otomotif Poltek Jember, yang tahu persoalan Onie langsung membentuk tim pendampingan, supaya pesawat mainan White Eagle Made In Kemiri-Panti, ini mampu menjadi market leader di bidang usahanya. "mereka hanya butuh peralatan, yang sebenarnya juga sederhana," kata pria bergelar Magister Teknik tersebut.
Setelah diskusi dan mengkaji, ternyata Onie hanya membutuhkan alat sablon, alat pemotong kayu balsa dan styrofoam. "setelah kami dampingi, sekarang sudah bisa memproduksi 200 mainan setiap harinya," akunya bangga.
Bukan hanya Robiul dan para dosen Poltek yang tertarik, kemenristek Dikti juga ikut mensupport. bahkan, aktivitas usaha Onie mulai diikutkan program kemitraan masyarakat. "bukan hanya bisnis. apalagi sekedar jual mainan. sebab unsur edukasinya sangat kuat dan cocok untu anak SD hingga SMA dan penghobi," terangnya.
Selain itu, ada gengsi negara yang sangat potensial. terlebih, karena mainan yang dibuat dan dijual Onie, sudah tembus ke apsar Internasional. "ini UKM yang potensi ekspornya tinggi," imbuhnya.
Tak selesai mendampingi dan menyediakan alat fungsional, Robiul, juga ikut membantu promosi dan memasarkannya. meski dia juga harus menggandeng pegiat tko online ternama. "bukan sekadar pengabdian, support kemenristek Dikti sebagai tanda bahwa negara hadir," pungkasnya. (rul/hdi)
SUMBER : JP-RJ 29 JUNI 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar