Mengkaji Sistem Lalu Lintas di Depan SMPN 2 Jember
Tak ada yang tidak mungkin, jika semuanya digarap serius. Meski tinggal dan belajar di Jember, dua pelajar bersama seorang gurunya, bisa tembus memenangkan kompetisi yang digelar pemerintah Australia. seperti apa ?
RULLY EFENDI, Jember Kota.
TIGA medali emas menjadi milik dua siswa dan seorang guru SMAN 1 Jember. membanggakan. karena medali tersebut diberikan oleh kedutaan besar Australia di Jakarta. semakin membanggakan, karena ketiganya bakal dikirim ke Australia, sebagai perwakilan Indonesia.
Pelajar membanggakan itu, Firman Syauqi Maulana Habaib, Firdaus Y. Bahtiar dan guru pendamping keduanya, Heri Tri Susanto. Ketiganya, dipastikan akan terbang ke Australia pada medio Juli 2018 mendatang. mereka, bakal mengikuti short course tentang STEM di Queensland University of Technology (QUT) di Brisbance Australia selama 7 hari.
Keberangkatan ketiganya bagian hadiah, karena sudah meraih juara Science, Technology, Engineering yang menarik, mereka memilih tema: "lalu lintas aman melalui storene berhenti sebelum lini".
Sejatinya, tema tersebut pernah diusung Syauqi seorang diri, saat mengikuti perlombaan pelajar pelopor keselamatan lalu lintas yang digelar Kementrian Perhubungan (Kemenhub).
Ya, saat itu Syauqi juga meraih juara. se-Indonesia. sehingga, gagasan Dinas Perhubungan (Dishub) tentang produk storene yang ada di persimpangan SMPN 2 Jember, sampai jadi perbincangan nasional. semua, tentu karena prestasi anak muda yang lahir 18 september 2000 tersebut.
Storene, tak lain akronim dari stop Before The Line. sebuah alat yang biasanya dipasang di persimpangan jalan. tujuannya, tentu untuk mengurangi pelanggar lalu lintas di traffic light. "ketika traffic light berwarna merah, sensor ultrasonik akan aktif," terang Syauqi.
Sensor ultrasonik memiliki fungsi untuk mengirimkan sinyal, bagi pengendara yang melewati stop line. sinyal itu akan memunculkan bunyi peringatan dari traffic voice. "alat ini hanya akan aktif jika traffic menyala," tuturnya.
Selain sensor ultrasonik yang dipasang pada delinator, membuatnya jug abutuh sensor LDR pada red lamp box. untuk memunculkan bunyi peringatan kedua kompenen itu juga butuh tambahan traffic voice. "Alhamdulillah, gagasan ini juga diterima baik tim Austrade Jakarta," katanya.
Pada kompetisi Science Your Future Competition (SYFC), tim SMAN 1 Jember mengirim vidio berdurasi 90 detik dan essay, yang terdiri dari 500 kata yang tentunya, berkaitan dengan STEM,mereka, dinilai paling solutif menjawab tantangan yang ada di Indonesia. terutama soal lalu lintas dan kecelakaan di jalan raya.
Kemenangan anak muda Jember tersebut, hasil dari sebuah perjuangan panjang. betapa tidak, sedikitnya ada 90 tim dari beberapa daerah di Indonesia,yang harus mereka ungguli dengan karya nyata. "kami bangga karena jurinya sangat profesional. mereka para profesor Australiaan Technology Network," akunya.
Dalam kesempatan short course di Australia nanti, tim SMAN 1 Jember juga diberi kesempatan mempresentasikan produk di hadapan civitas QUT di Brisbance, Australia. harapannya, produk Storene yang jadi gagasan bisa diaplikasikan dan dikembangkan di seluruh dunia. sebab dengan demikian,nama Jember juga akan terdongkrak hingga berbagai negara.
Ketiganya membuktikan bahwa anak Jember juga bisa berprestasi hingga ke luar negeri. Tentu, semuanya diraih hasil dari kerja keras da semangat optimisme yang tinggi. "kami ingin membuktikan, pelajar Jember juga bisa disegani," pungkasnya. (rul/hdi)
SUMBER : JP-RJ 21 JUNI 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar