Munculkan Ahli Ekonomi dari Kalangan Pesantren
Siswa SMA Nuris kerap meraih juara dalam olimpiade ekonomi, mulai tingkat lokal hingganasional. Program IPS di sekolah ini dikembangkan secara serius. Menjadi wadah siswa untuk menjadi ahli bidang sosial, politik, geografi dan ekonomi.
BAGUS SUPRIADI, Sumbersari
Setiap mengikuti kompetisi, selalu pulang membawa piala. Kali ini, Zulfa Maulida meraih juara satu olimpiade ekonomi tingkat Jawa Timur yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Pendidikan Ekonomi STKPI Pasuruan. Kemudian, Nanang meraih juara tiga dalam lomba yang diselenggarakan Maret 2018 lalu.
"Kami meraih piala Gubernur Jawa Timur," kata Nanang.
Menurut dia, perjuangan meraih juara bukan hal yang baru. Sebab, tampil dalam berbagai kompetisi sudah sering dilakukan. Baik di tingkat regional, hingga nasional.
Menurut dia, perjalanan malam hari menuju pasuruan tak membuatnya lelah. sebab, pagi hari harus langsung mengerjakan soal sebanyak 50. Isi soal mulai dari ekonomi, akuntansi, dan lainnya. Dua pelajar tersebut mampu mengerjakan soal dengan mudah.
Tak heran, mereka masuk ke sepuluh besar dan bisa melanjutkan kompetisi. Kemudian, dua santri Ponpes Nuris itu maju hingga babak tiga besar. Tak selesai disitu, mereka harus presentasi untuk meraih juara satu hingga tiga. "Tema presentasinya tentang era ekonomi digital," aku siswa kelas XII IPS tersebut.
Presentasi dua SMA Nuris mampu membuat juri yakin dengan kemampuan mereka. Akhirnya, mereka langsung meraih juara satu dan juara tiga. Mereka pulang membawa kebanggaan bagi sekolahnya.
Prestasi itu bukan yang pertama diraih oleh Nanang dan Zulfa. Nanang sendiri pernah meraih juara dua dalam olimpiade ekonomi se-Jawa-Bali di Universitas Jembmer. Kemudian, pernah menjadi juara harapan III tingkat nasional di Unesa Surabaya.
Kemudian, Zulfa juga kerap meraih prestasi dalam berbagai perlombaan. Ditingkat kabupaten, dia berprestasi dalam OSN. Pernah menjadi juara satu tingkat Jatim dan lainnya. "Lebih dari 5 juara dibidang ekonomi," aku Zulfa.Semua itu, kata dia, didapatkan karena proses yang mendukung untuk belajar di SMA
Nuris. Belajar diprogram IPS membuatnya bisa menguasai berbagai bidang. Selaini ekonomi, juga sosial dan geografi. "Kami melatih kemampuan di ekstrakulikuler sekolah," jelas perempuan asal Kecamatan Tempurejo tersebut.
Sementara itu, Kepala SMA Nuris sekaligus pengasuh Ponpes Nuris Robith Qosidi menambahkan, prestasi yang diraih oleh pelajar program IPS merupakan bukti bahwa program buangan atau khusus anak-anak nakal.
"Di SMA Nuris, program IPS benar-benar menjadih wadah mengembangkan kemampuan siswa,"terangnya. Menurut dia, para pelajar bisa mendalami ilmu ekonomi di program tersebut.Sebab, ekonomi menjadi hal yang penting dalam kehidupan masyarakat.
Untuk itu, sekolah yang dipimpinya terus mendorong program IPS agar berkembang.para pelajar dilatih untuk menjadi ahli ekonomi yang unggul dan profesional.Harapanya,ketika terjun ke masyrakat bisa memberikan kontribusi yang besar.
Pengembangan yang dilakukan, lanjut alumni Al-azhar Mesir tersebut, melalui Madrasah Sains (M-Sains), kelas sains, kegiatan ekstrakulikuler, hingga kamar sains. Disana, para pelajar bisa fokus menggali bakatnya.
Selama ini, lanjut dia, semua pesantren selalu mempelajari fiqih Muamalah. Ilmu ekonomi menjadi bidang penting yang ditekuni di pesantren. "Harapnya, muncul para ilmuan ekonomi dari kalangan santri," tuturnya.
Sehingga, bisa memberikan kontribusi yang lebih besar pada bangsa dan negara. bahkan, tak hanya di bidang ekonomi, tetapi juga politik, budaya geografi, sosiologi, dan lainnya.
Kemampuan pelajar SMA Nuris dalam meraih prestasi cukup beragam. Mulai dari robotika karya tulis ilmiah, Bahasa Inggris, dan lainnya. Prestasi itu diraih berulangkali oleh para para santri.
"Kami juga ingin santri bisa menulis, punya keterampilan, bisa melakukan penelitian dan menulis," tambahnya. Sehingga, ketika lulus menjadi sosok yang kompeten dalam bidangnya. Pembiasaan melakukan riset dilakukan sejak dini, agar mereka bisa memahami persoalan. Kemudian mencarikan jalan keluarnya. selain itu, juga agar para santri bisa memiliki karya.
Ulama dulu, kata alumni Al-azhar kairo tersebut, banyak yang menuangkan pemikiran dan penemuannya dalam karyaa.Seperti Ibnu Sina, Alfarobi, dan tokoh-tokoh islam lainnya. Ponpes Nuris ingin memunculkan santri yang bisa melahirkan karya-karya tenar seperti ulama sebelumnya.
Untuk itu, mereka sudah dikenalkan dengan riset tentang berbagai hal sejak dini. mulai dari bidang kesehatan, ekonomi, teknologi inovasi, maupun astronomi dan ilmu falak. Sehingga membentuk pola pikir ilmiah seta mampu memunculkakknk gagasan dan karya dari kalangan pesantren. (kl/gus/mgc/hdi)
SUMBER : JP-RJ 10 APRIL 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar