Kamis, 25 Oktober 2018

HERU SUJONO, KEPALA DUSUN YANG HOBI OLAHRAGA PACUAN KUDA

Makin Pede Setelah Dikenal Oleh Para Tokoh Nasional

Mencintai sebuah hewan peliharaan bagi siapapun adalah bentuk rasa cinta. Begitu juga dengan Heru Sujono, Kepala Dusun Krajan Desa/ Kecamatan Jenggawah yang tergila-gila dengan kuda. Kuda bukan hanya sekedar hobi namun malah menjadi pembuka jaringan rezeki hingga nasional. Bahkan kini menjadi bentuk pengabdian pada masyarakat.

RANGGA-JUMAI, Jember

PERINGATAN Isra Mi'raj di Kecamatan Jenggawah sepekan lalu, berbeda dengan biasanya. Dimana biasanya peringatan hari besar Islam dilakukan dengan berbagai kegiatan agama. Namun, di lapangan Jenggawah ini malah diisi dengan pameran dan pacuan kuda. Berbagai jenis kuda pun tumplek blek di lapangan ini.

Bahkan, bukan hanya dari Jember dan sekitarnya saja, namun juga berbagai kuda dari luar kota pun ikut hadir dalam perayaan ini. Hal ini lepas dari keberadaan Heru Sujono, Kepala Dusun Krajan Desa/ Kecamatan Jenggawah yang juga dikenal sebagai pecinta kuda.

Dirinyalah yang mendatangkan berbagai macam kuda beserta dengan pemiliknya. "Jadi ini semacam arisan, memang sengaja saya minta di daerah saya sekalian untuk peringatan Isra Mi'raj," jelas jon, panggilan akrabnya.

Dimana kegiatan ini diselenggarakan oleh Komunitas Pecinta Olahraga Berkuda Jember. Memang dimalam hari tetap ada pengajian. Namun, kehadiran kuda-kuda ini menjadi hiburan tersendiri bagi masyarakat.

Menurut pria kelahiran Jember 11 Juli 1969 ini, dirinya sudah menyukai kuda sejak 2007 lalu. "Sebenarnya saat itu tidak punya niat suka dengan kuda," ucap suami Kuala Ratna Dewi ini.

Kebetulan saat itu, kerabatnya yakni Syamsul Hadi Merdeka yang anggotanya DPRD Bondowoso hendak menjual kuda dengan usia 3 Tahunan. "Saat itu nekat saya tukar dengan mobil talf saya. Harganya sekitar Rp 27 jutaan," terang ayah dari Mariska, Febri dan Ivon ini. Dirinya mengaku saat itu sama sekali tidak memiliki pengalaman dengan kuda. Namun, Pak Jon tetap nekat membawa pulang kuda tersebut dan memberikan nama Mantra. "Awalnya takut mau ngasih makan saja takut," jelasnya.

Namun, lama kelamaan dirinya menemukan kesamaan antara kuda dengan anjing. Yakni akan jinak dengan orang yang sayang merawat mereka dengan kasih sayang. Dirinya pun mengaku baru menemukan chemistry ketika sudah merawat selama 2-3bulan.

Akhirnya, pada 2010 Hru Sujono diajak berlatih paacuan kuda oleh Kyai Fadil Khobir, pengasuh pondok Pesantren Mambaul Ulum Rambipuji. "Untuk latihan pacuan ini di Kraksaan Probolinggo," terangnya.

Dari pacuan inilah dirinya memiliki banyak pengalaman ke sejumlah daerah untuk berkuda. "Hikmahnya  dari semula takut menjadi ajang hiburan bahkan bisa kemamana-mana dan banyak kenalan dengan pecinta kuda dari berbagai daerah," jelasnya.

Dirinya pun kini memiliki lima ekor kuda yakni 2 jenis kuda poni Australia, kuda besar balap, kuda bima dan kuda lokal Bondowoso.

Dirinya menuturkan, meskipun kecil namun ternyata kuda lokal Jember Bondowoso ini memiliki banyak keunikan. "Kudanya ukuran kurang dari 120 cm, tapi sangat kuat," jelasnya. Dirinya mengatakan kuda Bondowoso ini juga bnayak memiliki peminat di luar daerah, terutama di ibukota.

"Malah yang suka orang-orang terkenal.  Tapi memang mintanya unik-unik," jelasnya. Misalnya minta yang belang-belang, putih mulus dan sebagainya. Asalkan bisa memenuhi maka akan disayang oleh mereka.

Dirinya mengatakan selain banyak kenal orang penting juga menjadi sangat dekat dengan Kyai alim ulama. Karena memang cukup banyak Kyai suka kuda karena merupakan salah satu hewan yang disayang Nabi Muhammad. Dirinya mengatakan, meskipun memiliki hobi kuda, dirinya tidak melupakan tugasnya sebagai kasun. Alumnus SMA Pancasila Ambulu ini tetap melayani masyarakat. Bahkan dirinya mengajak masyarakat untuk juga mencintai kuda seperti dirinya. "Banyak anak-anak muda yang belajar kuda dirumah," ucap Jon.

Mereka diajak cara merawat kuda-kuda itu dirumahnya. Termasuk cara merawat kuda tidak sesulit yang dibayangkan, bahkan lebih mudah dan bersih dibandingkan dengan merawat sapi. Contohnya di rumah Jon, antara dapur dan kandang kuda sebenarnya kumpul jadi satu tetapi tidak bau dan jorok.

Dirinya mengatakan banyak juga anak-anak sekitar yang kini merasakan manfaat dari belajar kuda kepada dirinya. "Jika sudah mahir, biasanya diambil dipekerjakan stable (peternak kuda) besar atau merawat sendiri," terangnya. Yang penting, menurutnya memang masyarakat dan anak-anak suka dengan kuda terlebih dahulu.

Dirinya pun berharap hobinya merawat  kuda ini nantinya juga terus menular. Dirinya pun berharap nantinya kuda Jember Bondowoso ini bisa terus dikenal di pecinta kuda bahkan hingga ke tingkat nasional. (ram/hdi)

SUMBER : JP-RJ 20 APRIL 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KREATIFITAS WARGA DESA SIDOMEKAR UBAH PASAR KUMUH JADI MURAL

Ini Strategi Untuk Memikat Pembeli Datang ke Sini Awalnya, hanya sebuah pasar Krempyeng yang kumuh di dalam gang. namun, sejak April pem...