Tak lagi Nyusu APBD, Istri Manager jadi Juru Masak
Tak selamanya membangun tim sepak bola harus mengandalkan subsidi duit negara. terlebih, bermimpi menjadikan Persid sebagai tim profesional. meski harus nombok, persid harus tetap berprestasi.
BULLY EFENDY, Jember Kota
TAK ada yang istimewa. rumah yang ada di Blok E 3 Perum Griya Mangli, nyaris sama dengan kontrakan yang diisi puluhan pemuda. namun, para pemuda di sana bukan sembarangan. mereka anak muda pilihan, pesebak bola terbaik di Jember.
Ya, rumah itu adalah mes Persid Jember. sebuah tempat hunian sementara para pemain skuad Persid Jember 2018. memang, sejak tim kebanggaan warga Jember itu dimanajeri Mirza Rahmulyono, mes Persid tak lagi ada di kawasan Kreongan Jember.
Mirza tentu punya alasan memindah mes Persid lebih dekat denagn rumahnya. salah satunya, supaya dia cepat tahu segala kebutuhan para pemain. banyak hal. termasuk persoalan makanan. "kalau dekat begini, saya lebih sering main-main," ujar personel Band Tape Ketan itu.
Memang, memilih rumah kontrakan membuat dia kembali harus merogoh kocek. namun, ternyata ada hitung-hitungan yang lebih ekonomis. kenapa/ rupanya, pindahnya mes Persid dari Kreongan ke Griya Mangli bisa mengirit biaya makan pemain.
Sepintas, sempat membuat bingung. namun, setelah dijelaskan manajer yang masih berusia 33 tahun itu, ternyata biaya konsumsi bisa efisien. sebab dia tak harus menyewa jasa boga. "kalau dekat rumah kan bisa istri yang masak," tuturnya.
Sang istri-Vita Widya Pratiwi rela menjadi relawan penyedia makanan para pemain. dia tahu betul, sejak suaminya menjadi manajer Persid, keuangan klub tak lagi tajir. maklum, mirza mencoba mandiri tanpa duit (alias tak lagi nyusu) APBD Pemkab Jember. karena sang musisi ingin membuat persid modern dan profesional.
Konsekuensinya, mirza dan istri harus rela nombok. tak jarang duit pribadi harus dia keluarkan untuk kepentingan persid. bahkan, sejak Vita menjadi juru masak persid, tak pernah sekali pun menerima honor dari persid. dia harus pandai-pandai menyisihkan duit belanja dari suaminya.
Selama bulan puasa, jatah makanan hanya dua kali. saat berbuka dan sahur. namun, sebelumnya ada tiga jadwal makan. pagi, siang, dan malam. semua dimasak dari dapur rumah keluarga Mirza dan Vita.
Menu makanan keseharian pemain sama dengan yang di makan Mirza dan istri. sebab, mereka tak ingin ada pembeda. Vita sudah menganggap pemain binaan suaminya seperti adik dalam keluarganya sendiri.
Maklum saja, perempuan yang sedang hamil 6 bulan itu ternyata mantan atlet voli yang pernah juga membawa nama harum Jember. "saya tahu perjuangan atlet. oleh karena itu, saya ikut terpanggil. tentu karena suami," tuturnya.
Kedekatan keluarga Mirza tak hanya dengan pemain. pelatih asisten pelatih, hingga kru yang lain, sudah saling kenal baik, bahkan tak jarang mereka kumpul bersama di mes. biasanya yang paling sering usai menggelar latihan. "karena kekeluargaan, kami betah ada di mes," kata asisten pelatih yang juga mantan kapten persid, Jaya Hartono.
Mereka kompak menyampaikan ikrarnya, dari kesederhanaan rumah kontrakan yang disulap jadi mes, persid akan menunjukan taringnya menjadi tim yang disegani di liga 3 musim ini. sekali pun tak ada yang harus dikelola persid jember dari APBD Pemkab Jember. sebab, persid punya mimpi besar jadi tim profesional. (mgc/ras)
SUMBER : JP-RJ 11 JUNI 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar